Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan kebangkitan organisasi ekstremis baru yang dikenal dengan nama Laskar89. Kelompok ini, yang terkenal karena taktik kekerasan dan ideologi radikalnya, telah menjadi ancaman besar terhadap keamanan dan stabilitas negara.
Laskar89, juga dikenal sebagai Brigade ke-89, adalah organisasi militan yang menganut interpretasi Islam radikal dan berupaya mendirikan kekhalifahan Islam di Indonesia. Kelompok ini diyakini didirikan pada awal tahun 2000an oleh mantan anggota jaringan teroris Jemaah Islamiyah, yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan mematikan di Indonesia pada awal tahun 2000an.
Sejak awal berdirinya, Laskar89 telah terlibat dalam sejumlah insiden kekerasan, termasuk pengeboman, pembunuhan, dan aksi terorisme lainnya. Kelompok ini juga dikaitkan dengan sejumlah serangan tingkat tinggi, termasuk pemboman Bali tahun 2002, yang menewaskan lebih dari 200 orang, dan pemboman kedutaan Australia tahun 2004, yang menewaskan 10 orang.
Salah satu faktor kunci yang mendorong kebangkitan Laskar89 adalah penyebaran ideologi Islam radikal di Indonesia. Negara ini telah menyaksikan peningkatan jumlah kelompok ekstremis Islam yang bermunculan dalam beberapa tahun terakhir, banyak di antaranya terinspirasi oleh ideologi kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS.
Selain itu, kelompok ini juga mampu menarik anggota baru melalui penggunaan media sosial dan propaganda online. Hal ini memungkinkan Laskar89 menjangkau khalayak yang lebih luas dan meradikalisasi individu yang mungkin sebelumnya tidak terpapar ideologi ekstremis.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menindak Laskar89 dan kelompok ekstremis lainnya di negara tersebut. Pada tahun 2018, pemerintah melarang kelompok tersebut dan menetapkannya sebagai organisasi teroris. Pasukan keamanan juga melakukan penggerebekan di tempat persembunyian kelompok tersebut dan menangkap beberapa pemimpinnya.
Meskipun ada upaya-upaya ini, Laskar89 terus menimbulkan ancaman signifikan terhadap keamanan Indonesia. Kelompok ini tetap aktif dan menunjukkan kesediaan untuk melakukan serangan terhadap warga sipil dan pasukan keamanan.
Untuk memerangi kebangkitan Laskar89 dan kelompok ekstremis lainnya di Indonesia, pemerintah harus mengambil pendekatan komprehensif yang mengatasi akar penyebab ekstremisme, termasuk kemiskinan, marginalisasi sosial, dan kurangnya pendidikan. Selain itu, kerja sama internasional dan pembagian intelijen akan sangat penting dalam melacak dan membongkar jaringan ekstremis.
Kebangkitan Laskar89 merupakan tantangan besar bagi Indonesia dalam upaya menjaga perdamaian dan stabilitas dalam menghadapi meningkatnya ekstremisme. Pemerintah dan aparat keamanan harus bekerja sama untuk mengatasi ancaman ini dan mencegah kekerasan dan pertumpahan darah lebih lanjut.
